Partai Republik Kian Ragukan Donald Trump, Desak Akui Joe Biden Presiden Terpilih
Desakan untuk Presiden Donald Trump untuk mengawali proses peralihan ke Presiden dipilih Joe Biden dibuat antara anggota Partai Republik di Konferensi AS pada Jumat 20 November 2020, saat beberapa anggota itu mengatakan kebimbangan atas claim Trump mengenai pengambilan suara yang nakal.
taruhan bola euro langkah ampuh menang besar di taruhan bola online
Senator Lamar Alexander, yang pensiun pada tahun akhir, menjelaskan Biden mempunyai "kesempatan yang baik sekali" menjadi presiden selanjutnya, dan menekan pemerintah Trump untuk mengawali proses peralihan. Pecundang dalam penyeleksian ini harus "memprioritaskan negara, memberikan selamat ke juara dan menolongnya untuk capai permulaan yang bagus periode kedudukan baru," catat senator Tennessee dalam satu pengakuan.
Anggota DPR yang sebagai wakil Michigan Fred Upton menjelaskan ke reporter Jumat, "Saya belum menyaksikan bukti penipuan yang akan mengubah 150.000 dan beberapa suara" jika Biden pimpin Trump di negara sisi aslinya. "Tidak seorang juga memperlihatkan bukti apa saja " penipuan di Michigan, kata Upton, seperti diberitakan Reuters, diambil dari Di antara, Sabtu (21/11/2020).
Senator konvensional Alaska Dan Sullivan menjelaskan ke reporter jika Trump mempunyai "penghambat tinggi" untuk menunjukkan claim-nya jika penyeleksian itu sudah diculik oleh Partai Demokrat. "Dan mereka harus memberikan bukti di pengadilan," kata Sullivan.
Mitt Romney, Senator Utah yang pernah jadi kritikus Trump, menulis di Twitter Kamis malam jika Donald Trump sudah tidak berhasil membuat "masalah yang dapat dipercayai" mengenai manipulasi pemilu yang semakin makin tambah meluas, dan saat ini usaha mendesak petinggi negara sisi dan lokal untuk menggagalkan pemilu. "Susah memikirkan perlakuan yang tambah jelek serta lebih tidak demokratis," tulisnya.
Sampai sekarang ini, beberapa anggota Partai Republik di Konferensi kerap menjelaskan Trump harus mempunyai ruangan kebebasan dalam memburu claim hukum atas kekeliruan dalam pemilu.
Saat ini, ada dampak bertahap yang lagi berjalan dalam partai, menurut seorang pakar taktik Republik yang sudah jadi penasihat kampanye sepanjang sekian tahun.
Barisan pertama yang "tidak pernah jadi beberapa orang Trump" minta Trump untuk mulai memberikan kekuasaan ke Biden selekasnya sesudah penyeleksian 3 November, kata pakar taktik itu pada Jumat, dituruti oleh "barisan marginal yang tak pernah jadi beberapa orang Trump" satu minggu setelah itu.
Mereka saat ini dituruti oleh Partai Republik yang dengan malas memberi dukungan sepanjang empat tahun akhir, ucapnya. "Faktanya, anggota-anggota Partai Republik semuanya bertukar halaman" mengenai kepresidenan Donald Trump, ucapnya.
Anggota DPR dari Republik Jim Banks, ketua barisan besar konvensional, otomatis mengaku Biden peluang menang, sambil menjelaskan ke reporter jika dia menginginkan presiden dipilih Demokrat "jadi bebek lumpuh dari Hari Pertama" di kantor.
Tetapi, sejumlah besar anggota Partai Republik di Konferensi belum mengaku kemenangan Biden di muka umum.
Sertifikasi sah hasil pemilu di 50 negara sisi sudah berguling, dan diinginkan memperlihatkan jika Biden memenangi seputar 6 juta suara semakin banyak dibanding Trump, dan 306 suara elektoral yang tentukan juara, dibanding dengan 232 suara elektoral Trump.
Trump kembali lagi bersikukuh pada Jumat jika ia memenangi pemilu. Tetapi selama ini, tuntutan pengadilan presiden yang mendakwa manipulasi sudah disetop atau tidak berhasil menyediakan bukti yang secara berarti akan menggunting kemenangan Biden.
Dua sumber di Partai Republik menjelaskan, pertemuan jurnalis Kamis yang diadakan advokat Trump Rudolph Giuliani yang ajukan rangkaian konspirasi penyeleksian yang dilancarkan pada Trump, tiada memberi bukti apa saja kemungkinan jadi titik balik untuk beberapa bekas sekutu, kata dua sumber Republik.
Mereka menulis kekurangan nalar dalam presentasi Giuliani lemahkan alasan presiden, kata dua sumber Republik itu.
Pidato Presiden Dipilih Amerika Serikat Joe Biden dari Delaware dibaca masyarakat New York melalui monitor raksasa. Mereka bergabung di Times Square Sabtu (7/11) malam.